Kamis, 11 November 2010

BENCANA ADALAH MUSIBAH APAKAH INI COBAAN ATAU ADZAB?

Indonesia menangis lagi, Bencana melanda Ibu pertiwi. Belum selesai dengan wasior dan mentawai, kali ini merapi. Sudah lebih dari 200 orang menjadi korban keganasan alam. Rumah dan lading hancur berantakan. Ternak dan kebun seakan sengaja dikubur oleh bencana. Kerugian sudah tak bisa dihitung-hitung lagi. Apa penyebab dari semua ini? Bagaimana ini bisa terjadi? Lalu apakah yang Allah kehendaki dari semua ini?
Seharusnya semua ini bisa kita jadikan bahan tafakur atas apa yang menimpa ibu pertiwi. Semestinya kita mengambil pelajaran dari merapai yang meluluhlantahkan kota Yogyakarta. Dan sudah sepatutnya kita mengambil hikmah dari semua itu. Belum cukupkah bencana membuat kita sadar? Belum cukupkah peringatan Allah ini kau abaikan wahai penguasa? Belum sadarkah kita akan apa yang menimpa bangsa wahai saudara-saudaraku se tanah air? Dan sekali-kali tidak datang kepada mereka suatu peringatan baru dari Tuhan yang Maha pemurah, melainkan mereka selalu berpaling daripadanya. Sungguh mereka telah mendustakan (Al Quran), Maka kelak akan datang kepada mereka (kenyataan dari) berita-berita yang selalu mereka perolok-olokkan. Dan Apakah mereka tidak memperhatikan bumi, berapakah banyaknya Kami tumbuhkan di bumi itu pelbagai macam tumbuh-tumbuhan yang baik? Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat suatu tanda kekuasaan Allah. dan kebanyakan mereka tidak beriman. Dan Sesungguhnya Tuhanmu benar-benar Dialah yang Maha Perkasa lagi Maha Penyayang..”(AsySyu’araa’ 26 : 5-9).
Saudara seiman, sadarlah akan semua ini, jangan kita menutup mata dan telinga seperti kaum kafirin. Janganlah kita malah menganggap ini hanyalah cobaan semata. Allah hendak mengingatkan kita akan kekuasaanNya. Allah hendak meperingatkan kita agar kita kembali pada jalan yang benar, jalan yang diridlaiNya. Tidakkah cukup Al-Qur’an sebagai peringatan saudaraku? Apaka kau lupa akan janji Allah yang pasti? Jika matahari pun dia menepati janjinya terbit setip pagi dan tenggelam disore hari, lalu bagaimana dengan Allah Sang Pencipta Matahari takkan menepati janjiNya?. “Pada hari bumi dan gunung-gunung bergoncangan, dan menjadilah gunung-gunung itu tumpukan-tumpukan pasir yang berterbangan. Sesungguhnya Kami telah mengutus kepada kamu (hai orang kafir Mekah) seorang rasul, yang menjadi saksi terhadapmu, sebagaimana Kami telah mengutus (dahulu) seorang Rasul kepada Fir'aun. Maka Fir'aun mendurhakai Rasul itu, lalu Kami siksa Dia dengan siksaan yang berat. Maka Bagaimanakah kamu akan dapat memelihara dirimu jika kamu tetap kafir kepada hari yang menjadikan anak-anak beruban. Langit(pun) menjadi pecah belah pada hari itu. adalah janji-Nya itu pasti terlaksana. Sesungguhnya ini adalah suatu peringatan. Maka Barangsiapa yang menghendaki niscaya ia menempuh jalan (yang menyampaikannya) kepada Tuhannya.”(Al Muzzammil 73 : 14-19).
Ini adalah adzab bagi kita, dan memang bencana ini berhak kita terima karena kita telah melupakan syariatNya. Mengapa kita begitu sombong? Padahal Allah lah yang menciptakan ini semua, bukanlah kita. Mungkin itulah akibatnya karena kita tidak mau tunduk dan patuh atas apa yang Allah turunkan kepada kita yaitu Al Qur’an beserta aturan-aturan didalamnya.
Allah berfirman : “Dan Kami telah turunkan kepadamu Al Qur’an dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, Yaitu Kitab-Kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian terhadap Kitab-Kitab yang lain itu; Maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu. untuk tiap-tiap umat diantara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, Maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. hanya kepada Allah-lah kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang telah kamu perselisihkan itu, Dan hendaklah kamu memutuskan perkara di antara mereka menurut apa yang diturunkan Allah, dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka. dan berhati-hatilah kamu terhadap mereka, supaya mereka tidak memalingkan kamu dari sebahagian apa yang telah diturunkan Allah kepadamu. jika mereka berpaling (dari hukum yang telah diturunkan Allah), Maka ketahuilah bahwa Sesungguhnya Allah menghendaki akan menimpakan mushibah kepada mereka disebabkan sebahagian dosa-dosa mereka. dan Sesungguhnya kebanyakan manusia adalah orang-orang yang fasik. Apakah hukum Jahiliyah yang mereka kehendaki, dan (hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang yakin ?”(Al Maa’idah 5 : 48-50)
Penguasa, tidak cukupkah kami menjadi korban atas Negara yang kau pimpin ini? Tidak kah kau belajar dari apa yang menimpa para menguasa-penguasa sebelum kau? Fir’aun, Namrud dan Qorun adalah pelajaran bagimu wahai penguasa!! Bertaubatlah segera, kembalikan tanah kaum muslimin kepada Allah, kembalikan dengan menegakkan kalimatul Haq setinggi-tingginya, kembalikan Negara ini dengan syariatNya, agar kelak menjadi Negara yang dilimpahkan atasnya rahmat dari Allah Swt. Agar bencana ini menjadi peringatan terakhir dariNya. Allah berfirman : Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya”(Al A’raaf 7 : 96). Apalah lagi yang kita tunggu? Bencana berikutnya kah? Peringatan berikutnya kah? Atau menunggu Allah benar-benar murka pada kita, wahai penguasa?? Kembalikanlah negeri ini pada fitrahnya. Semoga bermanfaat dan menjadi bahan renungan serta menjadi momen kebangkitan kaum muslimin. Amin ya Robbal ‘alamiin.

Obama Datang Adzab Allah Berhak Turun

Negeri tercinta kedatangan tamu istimewa. Sepertinya kalimat itu tidak asing akhir-akhir ini terngiang di telinga-telinga Masyarakat Indonesia. Bagaimana tidak, Barack Husain Obama hari ini menggenapi kedatangannya ke Indonesia. Para penggemar AS (Amerika Serikat) bersorak-sorai gagap gempita menyambut kedatangannya. Lautan orang-orang bodoh itu membanjiri UI dan Masjid Istiqlal hanya demi menyaksikan Presiden Amerika Serikat Laknatulloh alaih berkoar-koar membohongi dan membodohi mereka. Allahu Akbar, adzabMu berhak turun ke negeri makmur nan jaya Indonesia tercinta ini.
Dengan sangat bangga… 
Innalillahi wa innailaihi rooji’uun, Hasbunalloh wa ni’mal wakiil ni’mal maula wa ni’mannashiiir. Kedatangan Obama ke Indonesia bukan semata hanya untuk kunjungan kenegaraan saja saudaraku. Apakah kita tidak sempat berfikir sejenak kah mengenai apa yang telah dilakukan Obama terhadap negeri-negeri kaum muslimin nun jauh di sana?. Apa sebenarnya yang terjadi pada kita kaum muslimin?. Dengan sangat bangga menyambut kafir harbi yang jelas-jelas musuh Allah. Bolehlah kita sambut dia dengan senjata dan jihad, bukan dengan senyum dan tawa serta kegembiraan. Hancurlah sudah hati kaum muslimin di Afghanistan sana, hancurlah hati kaum muslimin di Palestina sana, hancurlah hati kaum muslimin di Pakistan serta di negeri-negeri kaum muslimin yang notabene sedang di jajah Amerika Serikat yang pemimpinnya tidak lain adalah BARACK HUSAIN OBAMA!. “With Pleasure sir,” Indonesia menjadi bagian dari budak AS.
Mengapa kalian bangga?
Sejatinya Obama adalah mesin pembunuh yang dibentuk Yahudi untuk membombardir kaum muslimin. Fakta membuktikan Obama adalah kafir harbi yang jelas-jelas harus kalian perangi. Allah berfirman : “Mereka ingin supaya kamu menjadi kafir sebagaimana mereka telah menjadi kafir, lalu kamu menjadi sama (dengan mereka). Maka janganlah kamu jadikan di antara mereka penolong-penolong(mu), hingga mereka berhijrah pada jalan Allah. Maka jika mereka berpaling, tawan dan bunuhlah mereka di mana saja kamu menemuinya, dan janganlah kamu ambil seorangpun di antara mereka menjadi pelindung, dan jangan (pula) menjadi penolong,”(An Nisaa’ 4 : 89). Mengapa kalian malah berbangga diri sedangkan adzab Allah telah turun? Tidakkah kalian menyadari atau tidak ingin menyadarinya? Gempa, Tsunami, Merapi, mentawai dan banyak lagi peringatan Allah yang mungkin tidak kalian indahkan. Adzab Allah berhak turun, Murka Allah berhak turun.
Sadarlah kaum muslimin…
Kewajiban serta amanah menjadi seorang muslim terikat dengan syariat dan aqidah yang satu. Dan terjalin dalam kalimatul Haq Laailaaha ilallah Muhammadur rasulullah. Apakah kalian lupa akan ikrar pengakuan kalian sewaktu kalian hendak dilahirkan ke bumi?. Sadarlah saudaraku, ini semua akan mendatangkan kemudharatan yang besar jika kita terus diam dan enggan bertafakur atas apa yang menumpa negeri kita tercinta. Allah hendak mengingatkan kita bahwa apa yang kita perbuat telah terlampau jauh dari apa yang Dia perintahkan. Sadarlah kaum muslimin, kedatangan Barack Husain Obama ke Indonesia bukanlah membawa misi perdamaian. Namun, menabuh genderang perang terhadap kaum muslimin. Sadarlah, sadarlah, sadarlah saudara seimanku…Allah Maha Tahu Terhadap hambaNya yang Musyrik. Allahu Akbar

Selasa, 02 November 2010

Lets to be an ENTERPRENEUR

Bismillah …
Assalamualaikum waromatullahi wabarokatuh …

Sobat-sobat_ku sekalian, pa kabarnya nih ??? Moga loe-loe semua pada bae-bae ja ya!! Tulisan ini sengaja dibuat toek kallian semua, khususnya sobat-sobat yang memiliki status IB (Ijin Belajar), loch ko hanya IB sih ??ya boleh lah buat TB juga, Moga dapat membuka paradigma berfikir sobat-sobat sekalian, ups!!! Ingat PARADIGMA sanes PAraBOla … he..he..he
Do you ever think??? Lulus kuliah nanti kerja dimana yah??? atau mungkin ada yang setelah nyusun KIA lantas langsung KUA, hehe itu sih Up To You … Bagi nyang TB mungkin g akan ambil pusing karena Mereka akan kembali ke tempat asalnya mereka bekerja, nah kita bagi nyang IB (wallahu a’lam).
Teman-teman sekalian menurut pengamatan nyang udah di amati, nga sedikit para lulusan sarjana, khususnya di kampus kita ini yang menjadi PENGACARA .. wuih keren yah!!! Ups!!!… jgn salah maksudnya Pengangguran Banyak Acara (wah..wah..apa kita mau menjadi seperti itu??) jawabnya pasti nga kan…
Di sini saya hanya ingin mengajak teman-teman khususnya barudak-barudak IB agar mencoba untuk berwirausaha atau kata kerennya ber ENTREPRENEUR. Karena apa ??? APA KITA G MALU tiap bulan kita harus minta subsidi dari orangtua kita ??? belum lagi adik-adik kita yg msh kecil (bagi yg memiliki). Saya pernah membaca sebuah buku yg berjudul ”Agar Bekerja Menuai Berkah”, di dalam buku tersebut dijelaskan bahwa katanya seseorang yg telah berusia BALIGH (dewasa) itu sudah wajib untuk membiayai hidupnya, keluarganya, serta orang-orang yang berada dibawah tanggungannya. Menurut Imam Qurthubiy dan Imam Syafi’iy ”Laki-laki yg sudah dewasa (akli baligh) harus menafkahi dirinya sendiri. oRang tua tidak wajib memberikan nafkah kepada anak laki-laki yg sudah mencapai akil baligh”.
Ada seorang sahabat nyang bertanya (waduh kang bule!!! Dengan cara apa ?? Kan saya belum lulus kuliah ??) nga harus nunggu lulus kalie !!!, kan bisa dengan berbisnis, lo khan saya g punya bakat dalam berbisnis ?? Kata siapa bisnis itu harus kudu punya bakat. Bisnis itu tidak perlu punya bakat. Ada sbuah ungkapan Tidak ada orang yang hebat atau berbakat, yang ada hanya terlatih atau tidak terlatih (Andri Maadsa). So!!! Jika kita mau berkatih InsyaAllah pasti bisa…Tapi ada yg mengatakan yaitu Bapak Khoerussalim pengusaha Country Donuts, kalo ternyata manusia memang punya bakat sebagai penjual loh!! Ah masa?? G percaya?? Ingat waktu kita bayi ?? atau kalo g ingt lihat adik kita saja ketika baru lahir,,ketika bayi menangis, ini merupakan upaya si bayi untuk memperoleh perhatian ibunya,agar ia memperoleh rezekinya yaitu ASI.
Mungkin sobat – sobat sekalian ada nyang berpikir ya ?? kenapa harus berbisnis ?? mank g da nyang lain solusinya ?? yg lebih mahal banyak (ups!!! afwan ini bukan solusinya). Sobat-sobat lupa yah kalo nabi kita yang mulia Nabi Muhammad SAW menganjurkan umatnya untuk berbisnis (berdagang) karena dengan berbisnis dapat menumbuhkan sikap kemandirian dan kesejahteraan. Beliau bersabda (”Berdaganglah kamu, sebab dari sepuluh bagian penghidupan, sembilan diantaranya dihasilkan dengan berdagang”).
Sbagai penutup, Ada sebuah kisah mudah-mudahan bermanfaat buat sobat-sobat sekalian, dahulu ketika zaman Rasulullah saw, ada seorang sahabat bernama Hakim bin Hisyam, ia berkata, ”Aku pernah meminta dari Rasul lalu Beliau memberiku. Kemudian aku meminta lagi, kemudian Beliau memberiku. Kemudian aku meminta lagi dan Beliau berkata seraya bersabda, ”Wahai Hakim, harta ini memang terasa segar dan manis, barang siapa yang menerima dengan wajar dan hati yg tulus, maka akan memperoleh berkah darinya. Tapi barang siapa yang menerima-nya dengan hati yang rakus dan sangat mengharap maka tidak akan mendapatkan berkah darinya sedangkan ia seperti makan tapi tidak merasa kenyang. Ketahuilah tangan di atas adalah lebih utama daripada tangan di bawah.”
Wawan Kurniawan, SST.

azzamkurniawan@yahoo.co.id

Pentingnya Negara Menegakkan Syariah

Sebagaimana yang diberitakan Republika online (24/02/2008), Ketua umum Dewan Syuro DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) menyatakan partai yang dipimpinnya juga ingin menegakkan “syariah” (hukum agama) Islam. “Tapi, syariah Islam itu ditegakkan tanpa negara Islam. Selama ini, saya jumatan (salat Jumat) atau puasa Ramadhan bukan karena UU,” katanya di hadapan belasan ribu massa PKB se-Jatim seperti dilaporkan Antara di Surabaya, Ahad.
Menurut mantan presiden itu, para fundamentalis menilai penegakan syariah tanpa negara Islam itu merupakan pelanggaran terhadap Islam, padahal itu justru menunjukkan mereka tidak paham tata negara. “Negara kita bukan milik satu orang atau sekelompok orang, tapi milik bersama, karena itu NU sejak Muktamar di Banjarmasin pada tahun 1935 sudah menegaskan bahwa mendirikan negara Islam itu tidak wajib,” katanya.
Pernyataan seperti ini memang sering kita dengan dengar untuk menolak kewajiban penegakan syariah oleh negara. Dimunculkan anggapan syariah Islam bisa ditegakkan tanpa melalui negara Islam. Termasuk anggapan tidak memungkinkan penegakan syariah Islam di Indonesia, karena Indonesia merupakan negara yang plural , terdiri dari berbagai agama, suku, dan bangsa.
Yang penting kita luruskan dahulu adalah syariah Islam seperti apa yang wajib kita tegakkan. Tentu saja syariah Islam yang menyeluruh, bukan parsial. Kita wajib menegakkan seluruh syariah Islam, bukan hanya kewajiban ibadah mahdoh seperti sholat, shaum atau haji. Tapi juga syariah Islam yang mengatur aspek mua’amalah seperti ekonomi, pemerintahan, pendidikan, sistem sosial,sanksi pidana dll.
Untuk penerapan syariah Islam secara menyeluruh mutlak membutuhkan negara yang didasarkan pada Islam . Memang ada hukum-hukum yang bisa kita laksanakan, meskipun dalam negara sekuler sekarang, seperti melaksanakan sholat, shaum , zakat dan menunaikan ibadah haji. Akan tetapi banyak hukum lain yang membutuhkan negara untuk menerapkannya. Sebagai contoh, siapa yang akan menjatuhkan sanksi bagi orang yang tidak sholat ? atau menjatuhkan sanksi bagi yang di depan umum di siang hari seorang muslim di bulan ramadhan makan dan minum tanpa alasan syar’i ? Jelas dalam hal ini negara menjadi penting.
Dalam sistem sekuler seperti sekarang, memang kita bisa menunaikan kewajiban zakat. Namun siapa yang akan memberikan sanksi bagi mereka yang tidak mau menunaikan zakat, padahal dia sudah memenuhi nishab dan haulnya ? Disinilah peran negara untuk memberikan sanksi bagi yang melanggar syariat Islam. Termasuk dalam hal ini adalah untuk menerapkan hukuman qishos bagi pembunuh, rajam bagi pezina, potong tangan bagi pencuri, tentu membutuhkan negara untuk m
enerapkannya.Yang mengadilinya haruslah pengadilan negara, bukan pengadilan jalanan.
Berkaitan dengan kewajiban negara untuk menjatuhkan sanksi ini tidak ada hubungan dengan apakah yang dijatuhkan sanksi ikhlas atau tidak. Kewajiban negara adalah menjatuhkan hukuman bagi para pencuri , pezina, atau pembunuh, negara tidak perlu menanyakan kepadanya apakah dia ikhlas atau tidak menerima hukuman itu. Adapun bagi terpidana yang dijatuhi hukuman, kalau dia ikhlas menerimanya, hukuman itu akan mengugurkan dosanya. Namun, sekali lagi hukuman tetap diterapkan lepas dari apakah terhukum ikhlas atau tidak. Karena memang, berkaitan dengan hukuman negara pastilah bersifat memaksa.
Kebutuhkan mutlak negara Islam, tampak jelas untuk menerpakan syariah Islam yang berkaitan dengan ekonomi. Tentunya adalah wewenang negara untuk menerapkan mata uang apa yang berlaku di sebuah negara. Dalam daulah Khilafah Islam negara akan menetapkan mata uang yang berlaku adalah mata uang emas dan perak (dinar dan dirham. Bisa kita bayangkan kalau dalam satu negara banyak mata uang yang berlaku berdasarkan kelompok atau individu.
Termasuk dalam hal menerapkan hukum Islam dalam masalah pemilikan (al milkiyah). Sebagai contoh, untuk menetapkan bahwa dalam pemilikan umum (al milkiyah ‘amah) seperti air, listrik, tambang emas, minyak, tidak boleh dimiliki oleh inidividu , swasta , atau asing. Negara Khilafah pun nantinya akan melarang investas asing dalam bidang strategis seperti pemilikan umum. Jelas perlu peran negara. Negaralah yang mengawasi penerapan hukum itu dan menjatuhkan sanksi bagi yang melanggar.
Mungkin ada yang beragumentasi, memang kita butuh negara, tapi tidak harus negara Islam. Justru, bagi yang berpendapat seperti ini pantas kita pertanyakan pengetahuan tata negaranya. Sebab sudah sangat jelas, dasar negara akan menentukan hukum negara dan kebijakan negara. Sebuah negara yang berasas komunisme, tentu saja hukum yang berlaku hukum komunisme , demikian juga kebijakan negara. Sama halnya sebuah negara yang berasas sekuler kapitalisme, tentu hukum yang berlaku hukum sekuler dan kebijakan yang sejalan dengan kapitalisme. Karena itu, adalah mustahil menginginkan penerapan syariah Islam secara menyuluruh (bukan hanya individu), kalau asas negaranya komunis atau sekuler- kapitalis. Tidak mengherankan dalam masalah tata negara, kedaulatan ditangan siapa akan sangat menentukan bentuk, dan arah sebuah negara.
Penerapan syariah Islam oleh negara , bukan berarti bahwa negara Khilafah hanyalah untuk kelompok tertentu atau orang tertentu saja. Daulah Islam Madinah yang dipimpin oleh Rosulullah merupakan bukti yang gamblang. Saat itu meskipun yang berlaku adalah hukum Islam, masyarakat Madinah bukanlah homogen, hanya muslim saja. Disana terdapat orang Yahudi, Musyrik, dan berbagai kabilah. Bisa disebut sepanjang sejarah kekhilafahan yang menerapkan syariah Islam, tidak pernah ada masa dimana seluruh penduduknya beragama Islam.
Khilafah Islam yang terbentang melintasi benua tentu akan mengumpulkan berbagai bangsa , warna kulit, agama dan keyakinan. Seperti yang disampaikan Carleton : Peradaban Islam merupakan peradaban terbesar di dunia. Peradaban Islam sanggup menciptakan negara adi daya dunia (superstate) terbentang dari satu samudera ke samudera yang lain; dari iklim utara hingga tropis dengan ratusan juta orang di dalamnya , dengan perbedaan kepercayaan dan suku (Carleton : “ Technology, Business, and Our Way of Life: What Next)
Kekuasaan Daulah Khilafah Islam menyebar mulai dari jazirah Arab, Persia, India , Kaukasus, hingga mencapai perbatasan Cina dan Rusia. Membebaskan Syams bagian Utara , Mesir, Afrika Utara, Spanyol , Anatolia, Balkan, Eropa Selatan dan Timur, hingga digerbang Wina di Australia.Meingintegrasikan kawasan beragama Kristen ( Byzentium, Ethiopia, Kipti Mesir, Syam dan Bushra); Majusi-Zoroaster (Persia, Bahrain, Oman, Yamamah,Yaman), confusius (China) dan Hindu (India). Mengintegrasikan berbagai ras, suka, dan warna kulit : semetik (Arab, Syriani, Kaldean), Hametik (Mesir, Nubia, Berber dan Sudan); Aria (Parsia, Yunani, Spanyol dan India), Tourani (Turki dan Tartar)
Hal ini gampang dipahami, sebab syariah Islam bukanlah hanya untuk orang Islam, tapi manusia. Islam sebagai rahmat lil ‘alamin, artinya Islam untuk seluruh manusia (lihat tafsir Fathul Qadhir) . Karena itu , Daulah Khilafah saat menjalankan kebijakannya, tidaklah melihat suku, bangsa, atau agamanya. Siapapun mereka kalau menjadi warga negera daulah Khilafah akan dijamin terpenuhi kebutuhan pokoknya, dijamin pendidikan dan kesehatan gratis. Siapapun warga negaranya akan dijamin keamanannya oleh negara Khilafah. Warga non muslim pun dibolehkan beribadah menurut agamanya, makan, minum, dan menikah berdasarkan keyakinan agamanya. Namun, dalam masalah publik mereka harus tunduk kepada hukum negara yang berdasarkan syariah Islam.
Mengingat pentingnya Khilafah ini, wajar kemudian kalau ulama-ulama dan pemimpin umat Islam terdahulu segera bereaksi saat Khilafah Islam diruntuhkan tahun 1924. Pemimpin Syarikat Islam (SI ) HOS COKROAMINOTO mengatakan Khilafah adalah hak bersama muslimin bukan dominasi bangsa tertentu, karenanya, bila umat tidak memiliki Khilafah, seperti badan tidak berkepala .
Di Indonesia bahkan dibentuk komite Khilafah yang berpusat di Surabaya. Komite ini diketuai Wondoamiseno dari Syarikat Islam dan KH Abdul Wahab Hasbullah (yang kemudian mendirikan NU). Pada 13-19 mei 1926 kongres dunia Islam di Kairo ; utusan dari Indonesia H. Abdullah Ahmad, H. Rosul (tokoh Sumatera) . Sementara itu pada 1 Juni 1926 : kongres Khilafah di Makkah utusan Indonesia : HOS Cokroaminoto (SI) , KH Mas Mansur (Muhammadiyah) . Dan Tahun 1927 : kongres Khilafah di Makkah utusan Indonesia H. Agus Salim. Semua ini dilakukan para pemimpin dan ulama kita mengingat semuanya menyadari bahwa Khilafah adalah persoalan penting.
Sejarah Khilafah tentu saja tidak cemerlang semua, ada pasang surut, ada kholifah yang menyimpang disamping banyak kholifah yang lurus. Sebab sistem Khilafah dipimpin oleh Kholifah yang juga manusia. Namun menutupi kecemerlangan sejarah Khilafah yang luar biasa, jelas adalah kebohongan yang juga luar biasa. Kutipan ini penting untuk kita renungi : ” Para Kholifah telah memberikan keamanan kepada manusia hingga batas yang luar biasa besarnya bagi kehidupan dan usaha keras mereka. Para Kholifah telah mempersiapkan berbagai kesempatan bagi siapapun yang memerlukannya dan meratakan kesejahteraan selama berabad-abad dalam luasan wilayah yang belum pernah tercatatkan lagi fenomena seperti itu setalah masa mereka ” (Will Durant – The Story of Civilization) (Farid Wadjdi)
Jauhar Al-Zanki

Tolak Kedatangan Obama ke Indonesia!!

Obama memastikan berkunjung ke Indonesia. Selain kunjungan kenegaraan, kedatangan Obama juga berbau sentimental. Rencananya Obama akan mengajak istri dan anaknya untuk melihat tempat nostalgia Obama ketika kecil.
Juru Bicara Kepresidenan Dino Patti Djalal mengatakan, dalam kunjungan ini Presiden SBY dan Obama akan meluncurkan kemitraan komprehensif strategic partnership yang dinamakan OPIC alias Overseas Private Investment Corporation atau perjanjian di bidang investasi. Kedua negara juga akan mempererat hubungan di segala bidang. Isu terorisme tentu juga menjadi agenda penting dalam pertemuan ini.
Pro-kontra menjelang kedatangan Obama pun bergulir. Pihak yang pro mengatakan kunjungan Obama ini akan meningkatkan citra Indonesia di dunia internasional karena Indonesia dianggap partner AS. Kunjungan Obama juga akan mengokohkan citra leadership Indonesia di Asia Tenggara. Apalagi Indonesia adalah satu-satunya negara di Asia Tenggara yang masuk ke dalam G-20. Ada juga yang menggunakan argumentasi agama, dengan mengatakan, kita sebagai bangsa religious, bukankah diperintahkan untuk menyambut tamu dengan baik?
Dalam hubungan antarnegara, yang tidak boleh kita lupakan, setiap kebijakan politik luar negeri suatu negara pasti ditujukan untuk kepentingan negara itu. Apalagi Amerika yang berbasis ideologi Kapitalisme. Politik luar negeri negara kapitalis seperti AS bertujuan untuk menyebarluaskan dan mengokohkan ideologi Kapitalisme di seluruh dunia. Metode baku yang mereka gunakan adalah penjajahan (imperialisme) dalam berbagai bentuknya—ekonomi, politik ataupun budaya. Dengan cara itulah negara kapitalis bisa eksis.
Dulu Bush dalam pidatonya dengan tegas pernah mengatakan, penting untuk menyebarluaskan demokrasi dan liberalisme untuk mempertahankan kepentingan AS. Hal senada dikatakan Obama pada Mei 2009, yang dalam pidatonya pernah bersumpah untuk melindungi rakyat Amerika dengan tetap berpegang teguh pada nilai-nilai Amerika (http://www.globalsecurity.org).
Tentu terlampau naif kalau kita hanya melihat kunjungan Obama sebagai kunjungan nostalgia. Tujuan kedatangan Obama tidak lain untuk mengokohkan keberadaan Indonesia sebagai negara sekular yang mengadopsi nilai-nilai Kapitalisme AS sekaligus merupakan dukungan terhadap pemimpin politik negeri ini. Menjadikan Indonesia sebagai mitra strategis seharusnya dibaca sebagai upaya AS merangkul Indonesia sebagai ‘sahabat’ AS dalam mengokohkan penjajahan Kapitalismenya. Sebab, siapa yang sebut teman oleh AS adalah negara-negara yang sejalan dengan nilai dan kepentingan AS. Sebaliknya, AS akan melabeli musuh dengan julukan teroris, fundamentalis atau militan kalau negara itu tidak sejalan dengan kepentingan Amerika.
Secara politik, keberadaan Indonesia sebagai negara dengan penduduk Muslim terbesar di dunia tentu sangat penting bagi Amerika. Indonesia diformat sebagai model negara Muslim yang dengan sukarela mengadopsi nilai-nilai Kapitalisme. Negara Paman Sam ini berharap, negara Muslim lain melakukan hal yang sama. Amerika ingin menunjukkan bahwa nilai-nilai Kapitalisme tidaklah bertentangan dengan kepercayaan umat Islam. Tidak aneh kalau Indonesia selalu dipuji-puji sebagai negara moderat yang berhasil memadukan nilai-nilai liberalisme dengan keislaman.
Dalam posisi seperti ini Indonesia tidak lain telah menjadi pion kebijakan belah bambu (carrot and stick policy). Amerika memberikan penghargaan terhadap negeri Muslim yang mendukung AS—seperti Indonesia—dengan memujinya, mengangkat posisinya dan membangun citra positif terhadap negara itu. Sebaliknya, AS memberikan hukuman dengan menjatuhkan bom, menyiksa dan membunuh warga sipil negara-negara yang tidak sejalan dengan kepentingan AS, seperti yang dilakukan AS di Irak, Afganistan, Pakistan dan Sudan. AS memanfaatkan Indonesia untuk menutupi ‘wajah kejamnya’ yang melakukan penjajahan di negeri-negeri Islam. AS pun menggunakan hubungannya dengan Indonesia untuk membangun citra baik AS di Dunia Islam.
Dimunculkan kesan suara Indonesia adalah suara dari negara independen dan negeri Muslim, tetapi sesungguhnya mendukung AS. Dalam isu Palestina Indonesia menyuarakan dua negara (sama dengan yang disuarakan AS). Indonesia pun mendukung konferensi di London yang membicarakan masa depan Afganistan. Padahal konferensi itu adalah pertemuan Barat untuk mengokohkan penjajahannya di negeri Muslim itu.
Wajar kalau kita mempertanyakan sikap anti penjajahan Indonesia dalam politik luar negerinya. Bagaimana mungkin Indonesia menyambut dengan baik kepala negara imperialis yang hingga kini masih menjajah berbagai kawasan dunia, termasuk Dunia Islam. Sampai kini, di bawah pemerintahan Obama, ribuan tentara AS masih bercokol di Irak yang secara sistematis membunuh banyak rakyat sipil. Obama malah mengirimkan pasukan tambahan ke Afghanistan dan Pakistan, yang berarti akan memperbanyak terbunuhnya kaum Muslim di sana.
Sikap Obama terhadap Israel juga tidak jauh berbeda dengan Bush. Hingga saat ini Obama tetap mendukung institusi teroris zionis Israel yang secara sistematis melakukan pembantaian massal terhadap umat Islam di sana. Obama malah membela tindakan Israel sang penjajah sebagai tindakan membela diri.
Secara ekonomi AS juga melakukan penjajahan dengan mengeksploitasi kekayaan alam Dunia Ketiga termasuk negeri Islam. Di Indonesia, atas nama investasi asing dan perdagangan bebas, perusahaan asing termasuk AS mengeksploitasi barang tambang negeri kita di Papua, Aceh, Riau, Cepu, Blok Natuna dan berbagai kawasan lainnya. Bukankah ini penjajahan ekonomi?
Karena itu, kita mempertanyakan pihak yang berupaya membela kedatangan Obama dengan menganggap dia tamu. Benar, kita harus memuliakan tamu, kalau tamu itu adalah tamu yang baik. Namun, kalau yang datang kepada kita adalah pembantai umat Islam dan pengekploitasi kekayaan alam Dunia Islam termasuk Indonesia, akankah kita menyambutnya dengan baik. Relakah kita bersalaman dengan tangan pembunuh yang masih berlumurun darah kaum Muslim? [Farid Wadjdi] www.hizbut-tahrir.or.id

Ternyata Burung Garuda adalah Yahudi!? Apa??!!

Ternyata burung garuda [thawaghut] yang selama ini kita [kita?! Lw aja kalii gwe nggaa hhe7] banggakan sebagai lambang patriotisme adalah Simbol Yahudi. Bagaimana mungkin itu bisa terjadi? Setelah searching di google dan youtube mengenai keberadaan garuda di indonesia, burung ini memang tidak ada, hanya saja Soekarno [dengan bangganya] menyamakan burung garuda [tetap thawagut] ini dengan burung rajawali [kok bisa??]. lebih jelasnya tanyakan langsung dengan beliau di alam akhirat nanti.
Singkatnya, ternyata tahawagut ini adalah salah satu dewa yang disembah kaum Jewish atau Yahudi Laknatulloh alaih. Kenyataanya, dewa yang bertubuh manusia dengan kepala burung [dapat di bayangkan bukan?] ini mirip sekali dengan garuda yang biasa bertengger di atas kalimat “Bhinneka Tunggal Ika” itu, mungkin saja saudaranya^^. Tapi bukan itu yang hendak saya ungkap disini. Melainkan kenyataan pahit mengenai kemerdekaan Indonesia atas agenda Yahudi.
Apa itu pancasila [garudanya]...
Burung garuda yang digantungi perisai itu adalah lambang tenaga pembangun (creative vermogen) seperti dikenal pada peradaban Indonesia. Burung garuda dari mythology menurut perasaan Indonesia mirip dengan burung elang rajawali. Burung itu dilukiskan di candi Dieng, Prambanan dan Penataran. Adakalanya dengan lukisan manusia berparuh burung dan bersayap [Dieng]; di candi Prambanan dan di candi Jawa Timur rupanya seperti burung, dengan berparuh panjang berambut raksasa dan bercakar. Lihatlah garuda di candi Mendut dan Daerah Jawa Timur sekitarnya.(Lembaran negara PP 66/1951 Tanggal 17 Oktober 1951. Pasal 3). Sangat mengagetkan bukan? Bahkan sebagian orang yang membaca ini tidak akan langsung percaya, sehingga mereka mencari-cari lagi kebenarannya. Namun, itilah tujuan dibuatnya tulisan ini. agar yang membaca tertarik untuk berfikir mengenai masalah yang menimpa umat hari ini.
Garuda yang gagah itu hanyalah replika dari dewa Horus. Dewa Horus adalah salah satu dewa sesembahan kelompok Yahudi Tamuldian yang juga banyak disembah oleh anggota Freemasonry(Jejak Freemason dan Zionis di Indonesia, youtube.com). Freemasonry adalah salah satu kelompok atau organisasi zionis Yahudi yang menguasai Dunia [untuk saat ini]. Konon organisasi ini sudah berdiri semenjak Zaman nabi Musa as. Kelompok ini adalah yang tertua dari semua kelompok-kelompok Yahudi di dunia. Ini membuktikan bahwa Yahudi sudah ada jauh sebelum kita mengenal Belanda yang menjajah kita 1,5 abad lamanya.
Kemiripan Garuda dengan Dewa Horus ini apakah suatu kebetulan?
Salah satu Ilustrator Pancasila [garuda] itu adalah M. Yamin. Mengapa bisa demikian? Lalu apa hubungannya dengan M. Yamin?. M. Yamin adalah salah satu anggota JSB, sebuah organisasi yang didanai kaum Theosufi dan Freemason Vrijmetselarij(Belanda). Yang lainnya adalah Ki Hadjar Dewantara, percayakah anda bahwa Ki Hadjar Dewantara tokoh Boedi Oetomo ini adalah anggota terkemuka dari gerakan Theosofi zaman Belanda? Bisa anda cari kebenarannya melalui sejarah hidup beliau [yang asli tapi]. Lalu apakah semua itu masih disebut kebetulan?? Bisa anda jawab sendiri atau carilah informasi sebanyak mungkin mengenai hal ini.
Kesimpulannya..
Burung garuda yang kita [lu aja kali gw ngga!!!hha7] bangga-banggakan ternyata tidak lain adalah dewa horus [kesimpulan awal] yang notabene adalah sesembahan Yahudi dan juga sebagai Tuhannya para mason yang ada di Organisasi Rahasia Freemasonry. Sebaiknya kita lebih hati-hati dengan langkah serta perbuatan kita, melangkahlah di jalan yang benar. Tetap berpegang teguh pada Al Qur’an dan As Sunnah. Semoga bermanfaat.

Senin, 01 November 2010

Ma'alim Fi Ath Thaariq

Di sebuah perjalanan penerbanganku,..aku berkenalan dengan seseorang yang juga se-pesawat denganku di boarding room,..obrolan ringan yang akhirnya berubah menjadi percakapan yang cukup serius sejak ku tahu beliau berasal dari Kabupaten Bulukumba,..sebuah kabupaten selain Aceh yang ku ketahui menerapkan peraturan yang berkaitan dengan syariat Islam,..dan yang membuatku lebih tertarik lagi adalah beliau tinggal di salah satu desa percontohan Islam,..tak banyak yang kutanyakan waktu itu,..karena hanya dengan sebuah pertanyaan "bagaimana penerapan syariat disana,.." beliau menceritakan lebih tepatnya curhat atas kondisi di sana,..iya,..seperti yang sudah kubayangkan sebelumnya,..masyarakat disana ketika awal penerapan syariat pastilah memiliki euphoria beragama,..sebuah ketundukan pada syariat bukan dikarenakan kesadaran tauhid yang terpancang kokoh,..hingga begitu mudahnya goyah dan perlahan2 runtuh di serang berbagai macam budaya dari luar,..

Mendengar realita tersebut,..penasaran aku jadinya dengan kondisi di Aceh,..ku telepon seorang teman dekat yang kini bertugas di Aceh,..kondisinya ternyata kurang lebih sama,..bahkan miris kata temenku,..tapi banyak hal negatif yang terjadi akibat penerapan syariat disana yang disembunyikan dari publik,...

Hmm,..mengapa sambutan kaum muslimin dinegeri ini terhadap syariat tak seperti yang dilakukan oleh para sahabat dan kaum muslimin zaman dulu,..??mereka yang ketika turun surat Al Maidah ayat 90 tentang pengharaman khamr membanjiri Madinah dengan arak yang mereka tumpahkan ketanah,..sedemikian dahsyatnya mereka menyambutnya tanpa perlu sosialisasi selama 5 tahun dulu,..

adakah yang salah dengan syariat Islam,..???SEKALI-KALI TIDAK,..!!! Yang salah adalah orang2 yang menerapkannya,..yang salah adalah metode penerapannya,..sebagian orang hanya menganggap Islam itu sebagai ilmu,..sebagian lagi menganggap Islam hanya berisi aturan-aturan belaka,..sebagiannya lagi menganggap Islam hanya sebagai rangkaian ritual belaka,..padahal Islam adalah sebuah sekedar ilmu,.bukan pula semata syariat,..Islam adalah sebuah sistem yang didalamnya memuat tentang segala aspek,..baik itu aqidah,.syariat,..ilmu,..akhlak,..dan lain2,..

Islam mengatur kehidupan manusia,.tidak sebatas kehidupan di dunia,..akan tetapi juga kehidupan di akhirat; bukan hanya meliputi alam yang kasat mata melainkan juga alam ghaib; bukan hanya persoalan muamalah material yang riil,..akan tetapi semua persoalan yang ada direlung sanubari,.dari yang semu sampai yang rahasia,..Islam adalah institusi agung yang luar biasa,.komprehensif dan universal,..begitu kata Sayyid Quthb dalam bukunya Ma'alim Fi Ath Thariq,..

Metode dakwah Rasulullah saw pun memfokuskan terlebih dahulu pada persoalan aqidah,..karena Al Quran periode Mekkah memprioritaskan persoalan terhadap aqidah,..seruan tauhid Laa Ilaaha Ilallah mengandung makna pokok yaitu MENGELUARKAN MANUSIA DARI PENGHAMBAAN SESAMA HAMBA UNTUK MENGHAMBA HANYA KEPADA ALLOH SUBHAANAHU WATA'AALA,...bumi ini kepunyaan Alloh dan harus seluruhnya kepunyaan Alloh,..yang berkuasa hanyalah Alloh,..hukum hanyalah yang datang dari Alloh,.seseorang tidak memiliki kekuasaan terhadap orang lain,..karena seluruh kekuasaan milik-Nya semata,..

seseorang atau sekelompok masyarakat menjalankan syariat,..tunduk pada hukum Alloh yang berlaku,..tak mau lagi tunduk pada hawa nafsunya,..bukan karena takut pada penguasa yang memberlakukannya,..bukan karena takut dirinya dirajam,..bukan karena takut tangannya di potong,..tapi ia tunduk,..taat dan patuh,..sami'na wa atho'na,..karena ia tahu,..bahkan dirinya pun adalah milik Alloh,..hingga setiap bagian dari tubuhnya pun HARUS tunduk dan taat pada aturan Alloh,..kondisi ini yang kelak mau tak mau memaksa penguasa untuk menerapkan segala macam aturan yang bersumber dari Alloh,.."ketika itulah,..kata Sayyid Quthb dalam Ma'alim fi Ath Thariq nya,.. tiba saatnya untuk memperundangkan Islam,..dan membentuk tata aturan bagi masyarakat Islam,..serta menolak segala peraturan dan undang-undang selain dari Islam,"
Di saat orang2 sudah mengenal,..bahwa kekuasaan tertinggi hanya berada di tangan Alloh semata,..

Saudaraku,..marilah kita waspadai berbagai logika bersiasat dalam menempuh jalan da'wah yang seolah menawarkan lebih banyak maslahat sedikit mudharat namun sesungguhnya menyebabkan ummat tidak menempuh jalan sunnah Nabi dan para sahabatnya,..jalan yang sepertinya akan segera menghasilkan solidaritas dan persatuan,..namun tidak akan pernah bisa mewujudkan para kader da'wah sejati dan umat yang hanya menghamba kepada Alloh semata,..

Untukmu wahai pejuang dakwah Islam yang ikhlas,..Sayyid Quthb berpesan lewat Ma'alim fi Ath Thariq nya,..jangan sampai kejahiliyahan yang ada disekitarmu menindas urat syaraf kalian,..hingga mendorong kalian untuk tergesa-gesa menempuh prosedur sistematis dari penggunaan manhaj Islam ini,..karena engkau mengira seakan-akan orang yang tunduk kepada kedaulatan Alloh cukup ridha dengan hanya berhukum dengan hukum-Nya saja,..sungguh saudaraku,..dakwah yang telah melintang sepanjang sejarah,..melintasi gurun2 dan padang pasir ini,..bertujuan untuk satu hal yakni mengenalkan kepada manusia akan Rabb mereka yang Maha Esa,..Rabb mereka yang Haq,..dan menjadikan mereka menghamba hanya kepada Rabb mereka dengan menafikan penghambaan kepada makhluk ataupun hawa nafsunya,..

Hmm,..Sayyid Quthb,..selain Hasan Al Banna,.beliau adalah ulama yang telah bertahun-tahun kukagumi,..yang tentu saja ku kagumi sejak beliau bertaubat dan kembali ke jalan Alloh,..kekaguman yang sama besar terhadap ibunda beliau,..karena kelembutan sang ibunda,..mampu mengoyak2 pemikiran seorang Sayyid Quthb yang dahulu begitu mengagung-agungkan kejahiliyahan peradaban barat,..lewat sang ibunda,..beliau menemukan cahaya kebenaran-Nya,..

Sayyid Quthb yang menjadikan ajang wawancara Mapres yang terasa begitu membosankan bagiku,..menjadi hangat dengan sebuah pertanyaan dari seorang doktor yang mewawancaraiku,.."buku apakah yang menginspirasi jalan hidupmu",..dan dengan tegas kunyatakan,..Al quran dan sunnah adalah pedoman hidupku,..dan yang menginspirasi hidupku hingga aku tetap yakin,..bahwa hanya dua itu yang patut ku pegang bahkan tidak untuk pemikiran-pemikiran kontemporer,..adalah buku Petunjuk Jalan milik Sayyid Quthb,.."seorang Sosialis yang kau kagumi,.??" tanya sang doktor,..tidak untuk pemikiran2 beliau saat beliau masih terjebak pada kejahiliyahan peradaban barat,..tapi sejak beliau kembali ke jalan Rabb-nya,..jalan untuk mengibarkan panji Laa ilaaha illallah,..hingga akhirnya aku diminta untuk menguraikan pemikiran beliau dalam buku Petunjuk Jalan,..hmm,..sebuah wawancara yang takkan pernah kulupakan seumur hidupku,..^_^

Dan kini buku Petunjuk Jalan itu hadir dalam versi lengkap yang diberi judul Ma'alim Fi Ath Thariq (Petunjuk Jalan yang Menggetarkan Iman),..ku cerap setetes ilmu-Nya itu lewat goresan tangan seorang Sayyid Quthb,..yang menjadikan kematiannya menjadi mahar bagi terbitnya buku ini,..Semoga Alloh melimpahkan rahmat kepada beliau,..melimpahkan rahmat dan perlindungan serta petunjuk bagi orang2 yang senantiasa memegang teguh apa yang dibawa dan diajarkan oleh Rasulullah SAW,..juga terhadapku,..Amiin,..
bagaimanapun juga aku hanyalah seorang yang sedang mencoba mencerap ilmu-Nya lewat goresan tangan beliau sebagai bagian dari mujahadahku mengazamkan dalam diri untuk menggadaikan jiwa dan ragaku di jalan dakwah-Nya,..jika aku salah memaknai setetes ilmu-Nya ini,..maka ingatkanlah diriku wahai saudaraku,..

Tidakkah kamu memperhatikan bagaimana Alloh telah membuat perumpamaan kalimat yang baik,seperti pohon yang baik,akarnya kuat dan cabangnya (menjulang) ke langit,
(TQS. 14:24)

Wallahua'lam bishowab,..



..betapapun terlihat penuh kesukaran dan penderitaan,..
nmun jalan mngibarkan bendera LA ILAHA ILLALLOH..
adalah jalan Nabi Shollallahu'alaih wa sallam,..
yg benar2 mnghasilkan mnusia2 pilihan..
para kader dakwah sejati,..

---ADZKIA---
Bdg_17:09:10_09:47

10 Alasan Mengapa Wanita Tidak Mau Berjilbab

llah telah mewajibkan hijab atas setiap wanita demi melindungi kesuciannya dan menjaga kehormatannya serta menjadi pertanda bagi keimanannya. Oleh karena itu masyarakat yang jauh dari manhaj Allah dan menyimpang dari jalan-Nya yang lurus adalah masyarakat yang sakit, memerlukan pengobatan yang dapat mengantarkannya kepada kesembuhan dan kebahagiaan. Diantara bentuk penyakit yang sangat menyedihkan adalah tersebarnya fenomena sufur (keberadaan wanita keluyuran diluar rumah) dan tabarruj (terbukanya aurat wanita, rambut, leher, wajah, lengan, kaki dan segala perhiasan dan dandanannya). Sangat disayangkan, fenomena tidak sehat ini telah menjadi ciri khas masyarkat Islam, meskipun pakaian islami masih tersebar didalamnya. Maka pertanyaannya adalah: mengapa masyarakat sampai pada penyimpangan seperti ini? Mengapa kaum muslimah memilih untuk tidak berhijab, menutup aurat dan melindungi harga diri, kesucian dan kehormatan?
Untuk menjawab pertanyaan yang kami lontarkan kepada beberapa kelompok remaja putri ini ternyata hasilnya ada sepuluh alasan pokok, yang kalau kita cermati ternyata kesepuluh alasan itu sangat rapuh dan lemah.
Berikut ini kesepuluh alasan mereka beserta tanggapannya.
Alasan pertama. Kelompok pertama mengatakan, 'Saya belum yakin dengan hijab.'
Maka kita ajukan dua pertanyaan:
Pertama: Apakah mereka secara mendasar telah yakin dengan keberadaan Islam? Jawabannya pasti "Ya", karena ia mengucapkan لا إله إلا الله. Ini berarti mereka telah yakin dengan aqidah Islam. Dan mereka juga telah mengucapkan محمد رسول الله, ini berarti mereka telah yakin dengan syariat Islam. Jadi mereka telah menerima syariat Islam sebagai aqidah, syariat dan jalan hidup.
Kedua: Apakah hijab termasuk bagian dari syariat Islam dan kewajibannya?
Seandainya mereka ikhlas dan mencari kebenaran dalam masalah ini tentu mereka akan mengatakan "Ya", karena Allah yang kita imani sebagai satu-satunya sesembahan yang benar telah memerintahkan hijab didalam kitab suci-Nya, dan Rasul saw yang kita imani sebagai utusan Allah telah memerintahkan hijab didalam sunnahnya.
Alasan kedua. Wanita kedua mengatakan: "Saya telah yakin dan menerima kewajiban syariat hijab, akan tetapi ibu saya melarang saya untuk memakainya, kalau saya mendurhakainya pasti saya masuk neraka."
Alasan ini telah dijawab oleh makhluk Allah yang paling mulia yaitu Rasulullah saw dalam ungkapannya yang sangat singkat dan bijak:
« لاَ طَاعَةَ لِمَخْلُوْقٍ فِيْ مَعْصِيَةِ الْخَالِقِ »
"Tidak ada ketaatan kepada makhluk dalam hal mendurhakai sang pencipta."
Kedudukan kedua orang tua terutama ibu adalah sangat tinggi dan luhur, bahkan Allah menyandingkannya dengan perkara yang paling agung yaitu ibadah menyembah kepada-Nya dan bertauhid kepada-Nya, dalam banyak ayat sebagaimana firman Allah:
وَاعْبُدُوا اللهَ وَلاَ تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا
"Dan sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu bapak." (al-Nisa': 36)
Jadi taat kepada kedua orangtua tidak dibatasi oleh apapun kecuali satu hal yaitu jika keduanya memerintahkan untuk bermaksiat kepada Allah. Allah swt berfirman:
وَإِنْ جَاهَدَاكَ عَلىَ أَنْ تُشْرِكَ بِيْ مَا لَيْسَ لَكَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ فَلاَ تُطِعْهُمَا
"Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti kedunya." (Luqman: 15)
Dan ketidak taatan kepada keduanya dalam hal maksiat tidak menjadi penghalang bagi anak untuk berbuat baik kepada keduanya. Allah swt berfirman:
وَصَاحِبْهُمَا فِيْ الدُّنْيَا مَعْرُوْفًا
"Dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik." (Luqman: 15)
Alasan ketiga. Wanita ketiga mengatakan: "Udara panas di negeri kami, saya tidak tahan, bagaimana jika saya memakai hijab?!
Kepada orang-orang seperti ini Allah I mengatakan:
قُلْ نَارُ جَهَنَّمَ أَشَدُّ حَرًّا لَوْ كَانُوا يَفْقَهُوْنَ
"Katakanlah: "Api nereka Jahannam itu lebih sangat panas(nya) jikalau mereka mengetahui." (At-Taubah: 81)
Bagaimana bila engkau bayangkan antara panasnya negerimu dengan panasnya api jahannam?
Ketahuilah bawa setan telah membelitmu dengan salah satu tipu dayanya yang rapuh agar kamu terbebas dari panasnya dunia menuju panasnya neraka. Selamatkanlah dirimu dari jerat-jerat setan, jadikanlah teriknya matahari sebagai nikmat bukan sebagai siksa, karena ia mengingatkanmu kepada dahsyatnya adzab Allah pada hari dimana panasnya melebihi penasnya dunia dengan berlipat-lipat ganda.
Alasan keempat. Wanita keempat mengatakan: "Saya takut bila saya berhijab sekarang maka suatu saat nanti saya akan melepaskannya sebab saya melihat banyak yang melakukan seperti itu."
Kepadanya kita katakan: "Seandainya semua manusia berfikir dengan logika seperti ini tentu mereka meninggalkan agama ini secara total, tentu mereka telah meninggalkan shalat, karena sebagian mereka khawatir meninggalkannya. Tentu mereka juga tidak mau berpuasa karena banyak dari mereka khawatir jika suatu saat akan meninggalkannya … dst. Tidakkah kamu perhatikan bagaimana sekali lagi setan menjeratmu dengan jaring-jaringnya yang rapuh agar kamu meninggalkan cahaya hidayah?
Rasulullah saw bersabda: "Amal yang paling dicintai oleh Allah adalah yang paling langgeng meskipun sedikit." Mengapa engkau tidak mencari faktor-faktor yang membuat mereka itu menanggalkan hijabnya, supaya engkau dapat mengatasi dan menanggulanginya?"
Alasan kelima. Wanita kelima mengatakan: "Saya khawatir, jika saya mengenakan pakaian syar'i, saya akan dicap sebagai kelompok tertentu, sedangkan saya tidak suka tahazzub (berpecah belah atas dasar fanatisme golongan)."
Sesungguhya didalam Islam itu hanya ada dua hizib (kelompok) tidak ada yang lain. Keduanya disebutkan oleh Allah didalam kitab sucinya. Hizib pertama disebut dengan hizbullah. Yaitu orang yang ditolong oleh Allah kerena ia mentaati perintah-perintah-Nya dan manjauhi larangan-larangan-Nya. Kelompok kedua disebut hizbusysyaithon yaitu orang yang mendurhakai Allah, mentaati setan dan banyak berbuat kerusakan dimuka bumi. Ketika engkau mematuhi perintah Allah yang diantaranya adalah hijab maka engkau tergabung dalam hizbullah yang beruntung. Dan ketika engkau bertabarruj menampakkan kecantikanmu maka engkau suka atau tidak suka, sadar atau tidak sadar telah naik diatas perahu setan bersama rombongan mereka dari kelompok munafiqin dan kuffar. Sungguh mereka adalah seburuk-buruk teman.
Alasan keenam. Wanita keenam mengatakan: "Ada yang mengatakan kepada saya: "JIka kamu berhijab maka tidak ada laki-laki yang menikahimu." Oleh karena itu saya tanggalkan dulu masalah hijab ini hingga saya menikah."
Ukhti, sesungguhnya suami yang menginginkanmu keluar rumah dengan membuka aurat, dan bermaksiat kepada Allah adalah suami yang tidak layak untukmu, suami yang tidak cemburu atas kehormatan Allah, tidak cemburu atas dirimu, dan tidak menolongmu untuk dapat memasuki surga dan selamat dari neraka.
Sesungguhnya rumah tangga yang dibangun diatas dasar maksiat kepada Allah dan diatas kemurkaan-Nya adalah pantas bagi Allah untuk menulisnya sebagai keluarga yang sengsara di dunia dan akhirat. Sebagaimana firman Allah swt:
وَمَنْ أعْرَضَ عَنْ ذِكْرِيْ فَإِنَّ لَهُ مَعِيْشَةً ضَنْكًا وَنَحْشُرُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَعْمَى
"Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yag sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta." (Thaha: 124)
Setelah itu, sesungguhnya pernikahan itu adalah nikmat dari Allah yang dianugerahkan kepada siapapun yang Dia kehendaki, betapa banyak wanita berhijab yang menikah, betapa banyak wanita yang safirah (sering keluar rumah) mutabarrijah (membuka aurat, kecantikannya) tidak menikah. Apabila kamu mengatakan, bahwa sufurku dan tabarrujku adalah sarana bagi tujuan yang suci yaitu pernikahan, maka tujuan yang suci tidak menghalalkan cara-cara yang rusak dan maksiat dalam Islam. Apabila tujuan mulia maka saranapun harus mulia karena kaedah dalam Islam:
الْوَسَائِلُ لَهَا حُكْمُ الْمَقَاصِدِ : "Washilah (sarana) itu memiliki hukum seperti hukum maksud (tujuan)
Alasan ketujuh. Wanita ketujuh mengatakan: Saya mengetahui bahwa hijab itu wajib, akan tetapi saya akan komitmen dengannya setelah Allah memberikan hidayah nanti."
Tanyakan kepada ukhti ini, apa langkah-langkah yang ia tempuh agar mendapatkan hidayah dari Allah ini?!
Kita mengetahui bahwa Allah I menjadikan segala sesuatu itu ada sebabnya. Oleh karena itu orang yang sakit minum obat supaya sembuh, seorang musafir naik kereta atau kendaraan supaya sampai ketempat tujuan dst. Apakah ukhti ini benar-benar jujur telah mengikuti jalan hidayah dan mengerahkan kemampuannya untuk sebab-sebab yang dapat mengantarkan kepada hidayah? Seperti berdo'a kepada Allah secara ikhlash sebagaimana firman Allah swt:
إاِهْدِنَا الصِّراطَ الْمُسْتَقِيْمَ
"Tujukilah kami kepada jalan lurus." (Al-Fatihah: 6)
Seperti berteman dengan wanita-wantia shalihah, kerena mereka adalah sebaik-baik penolong untuk mendapatkan hidayah dan mempertahankannya, sehingga ia betul-betul komitmen dengan perintah-perintah Allah, dan memakai hijab yang diperintahkan oleh Allah kepada wanita-wanita beriman.
Alasan kedelapan. "Wanita kedelapan mengatakan: "Belum waktunya saya memakai hijab, karena saya masih kecil, nanti kalau saya sudah besar dan sudah haji saya akan berhijab."
Ketahuilah ada satu malaikat yang berdiri didepan pintumu sedang menunggu perintah Allah. Dia akan bertindak cepat dan tepat kapan saja dari detik-detik kehidupanmu jika ketentuan Allah telah tiba.
فَإِذَا جَاءَ أَجَلُهُمْ لاَ يَسْتَأْخِرُوْنَ سَاعَةً وَلاَ يَسْتَقْدِمُوْنَ
"Maka apabila telah datang waktunya mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak dapat pula memajukannya." (al-A'raf: 34)
Kemudian tidak pandang bulu, besar ataupun kecil. Bisa saja ajal menjemputmu ketika kamu masih bermaksiat kepada Allah dengan maksiat besar seperti ini; kamu melawan Allah dengan sufur dan tabarrujmu.
Alasan kesembilan. Wanita kesembilan mengatakan: "Kemampuan finansialku terbatas, sehingga aku tidak mempu mengganti baju-bajuku dengan pakaian-pakaian yang syar'i.
Kepada ukhti ini kita katakan: "Untuk mendapatkan ridha Allah dan untuk mendapatkan surga-Nya, semua yang mahalpun terasa tidak ada harganya; harta dan jiwa tidak ada nilainya. Dan ingat Allah pasti menolong hamba-hamba-Nya yang taat. Barangsiapa yang bertakwa pasti Allah berikan jalan keluar dan kemudahan.
Alasan kesepuluh. Akhirnya wanita kesepuluh mengatakan: "Saya tidak berhijab karena mengamalkan firman Allah I:
وَأَمَّا بِنِعْمَةِ رَبِّكَ فَحَدِّثْ
"Dan terhadap nikmat Tuhanmu maka hendaklah kamu menyebut-nyebutnya (dengan bersyukur)." (al-Dhuha: 11)
Bagaimana saya harus menyembunyikan nikmat kecantikan yang telah Allah berikan kepada saya seperti rambut yang lembut, paras yang cantik dan kulit yang indah?!
Kita katakan: Ukhti ini bersedia mengikuti firman Allah dan komitmen dengan perintah Allah, tetapai sayang selama itu sesuai dengan hawa nafsunya dan menurut pemahaman yang semaunya. Dan meninggalkan perintah-perintah dari sumber yang sama ketika tidak bernafsu kepadanya. Jika tidak mengapa tidak mematuhi perintah Allah swt:
وَلاَ يُبْدِيْنَ زِيْنَتَهُنَّ إِلاَّ مَا ظَهَرَ مِنْهَا
"Dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya." (An-Nur: 31)
Dan firman Allah swt:
يُدْنِيْنَ عَلَيْهِنَّ مِنْ جَلاَبِيْبِهِنَّ
"Hendaklah mereka mengulurkan jilbab-jilbab mereka (keseluruh tubuh mereka)." (al-Ahzab: 59)
Sesungguhnya nikmat Allah yang terbesar adalah nikmat iman dan hidayah. Lalu mengapa engkau tidak menampakkan dan memperbincangkan nikmat Allah yang terbesar ini yang diantaranya adalah hijab syar'i.
رَبَّنَا لاَ تُزِغْ قُلُوْبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ
"Ya Allah, janganlah Engkau simpangkan hati kami ini setelah Engkau berikan hidayah kepada kami dan anugerahkanlah kepada kami dari sisi-Mu sebuah rahmat, sesungguhnya Engkau adalah Maha Pemberi."


Sumber: Majalah Qiblati Edisi 2 th.I

Umat Islam Sekarang tidak Menjadi Khoiru Ummah

HTI Press. Demikian yang disampaikan oleh Jubir HTI M. Ismail Yusanto dalam pengajian yang diadakan di Masjid Al Huda Kab. Lumajang Sabtu (23/10). Menurut beliau, umat Islam tidak menjadi khoiru ummah karena tidak ada ukhuwah islamiyah. Dari 1,56 milyar umat Islam di seluruh dunia tidak terwujudnya ukhuwah tersebut dikarenakan: yakni pertama, sikap indualis, sehingga sesama umat islam sering terjadi pertikaian yang menyebabkan hilangnya jiwa, harta dan kehormatan. Pertikaian ini disebabkan karena lisan dan tangannya. Kedua,perbedaan pemahaman agama dan mazhab, dan ketiga tidak adanya kepemimpinan umum bagi kaum muslim.

Pengajian dihadiri oleh alim ulama, tokoh masyarakat, takmir masjid Al Huda dan masyarakat umum. Acara juga diisi dengan tanya jawab. Setelah acara selesai dilanjutkan foto bersama dan ramah tamah.

Kegiatan dakwah Jubir HTI dilanjutkan pada hari Minggu (24/10) pagi. Jubir menghadiri undangan menyampaikan dialog dengan jama’ah Pengajian Ahad Pagi di Masjid Ar Rahmah Pasirian Kab. Lumajang.

Ada beberapa pertanyaan yang diajukan tentang kondisi umat Islam saat ini. “Kita memerlukan 2 solusi yakni sistem Islam yaitu syariah Islam dan pemimpin yaitu khilafah.” Jawab Ismail Yusanto

“Mengapa kita perlu dua hal ini, karena Khilafah merupakan kepemimpinan umum bagi kaum muslimin untuk menerapkan syariah. Sedangkan syariah diterapkan sebagai konsekwensi dari keimanan kepada Allah untuk memecahkan problem manusia. Islam merupakan Aqidah yang lengkap karena meliputi ruhiyah dan siyasiyah sebagai upaya mencari solusi yang benar dari krisis multi dimensi. Jika dibandingan dengan agama selain Islam”. Lanjut Ismail Yusanto dalam menjawab keempat pertanyaan dari peserta pengajian. (LI)

Minggu, 31 Oktober 2010

Jurnalistik Aktivis Masjid

JURNALISTIK bukan monopoli wartawan. Ilmu dan teknik jurnalisti juga bisa –bahkan harus— dimiliki oleh aktivis masjid, mengingat masjid adalah sentral aktivitas keagamaan umat Islam. Sebagai sentral aktivitas, otomatis masjid merupakan sumber informasi atau sumber berita keagamaan dan keumatan.
Ilmu dan teknik jurnalistik yang dimiliki aktivis masjid berguna untuk menyebarluaskan informasi kegiatan dan rekaman ceramah, pengajian, bahkan khotbah jumat, kepada masyarakat sekitar, bahkan juga kepada masyarakat yang jauh dari masjid.
Jika ceramah seorang ustadz di masjid hanya bisa didengarkan oleh puluhan atau ratusan orang, maka dengan “sentuhan ilmu jurnalistik”, ceramah sang ustadz bisa disebarluaskan kepada ribuan bahkan jutaan orang di luar masjid. Orang yang tidak sempat atau berhalangan datang ke masjid pun bisa menerima siraman rohani sang ustadz.“Sentuhan ilmu jurnalistik” yang dimaksud adalah keberadaan “jurnalis masjid” yang andal dan siap melaporkan kegiatan di masjid kepada publik.
Untuk itu, keterampilan jurnalistik yang harus dimiliki aktivis masjid, demi pengembangan dan penyebarluasan syiar dakwah masjid, utamanya adalah kemampuan menulis berita (news), keterampilan men-transkript ceramah dan mengubahnya menjadi sebuah tulisan atau berita, menulis dan mengirimkan siaran pers (press release), serta mengelola buletin dakwah.
Kemampuan menulis berita, transkrip, dan rilis itu diperlukan untuk menyebarluaskan informasi kegiatan masjid kepada khalayak luas, yakni melalui media massa, baik majalah dinding (papan informasi masjid), buletin masjid, maupun media massa umum.
Menulis Berita
Berita adalah laporan peristiwa aktual yang penting dan menarik bagi publik. Sebuah berita harus memenuhu unsur 5W+1H, yakni What (Apa yang terjadi), Who (Siapa yang terlibat dalam kejadian itu), When (Kapan kejadiannya), Where (Di mana lokasi kejadiannya), Why (Mengapa peristiwa itu terjadi), dan How (Bagaimana kejadiannya). Keenam unsur itulah yang membangun sebuah naskah berita dan menjadi informasi yang “lengkap” bagi pembaca.
Struktur penulisannya (anatomi berita) terdiri dari empat bagian, yaitu Headline (judul atau kepala berita), Dateline (waktu atau nama tempat berita dibuat atau diperoleh), Lead (teras berita), dan News Body (tubuh atau isi berita).
Transkrip
Transkrip adalah “catatan kata demi kata”, yakni menuliskan kata demi kata yang diucapkan penceramah atau khotib sehingga menjadi sebuah naskah artikel opini.
Teknisnya adalah merekam dengan alat rekam, lalu memindahkannya ke dalam tulisan –menuliskan semua yang diucapkan penceramah. Setelah itu, transkrip tadi yang berupa bahasa lisan, diubah menjadi bahasa tulisan dengan “sentuhan editing” –boleh menambah atau mengurangi kata/kalimat agar lebih lengkap dan jelas, tanpa mengubah arti, maksud, atau makna.
Jika pembahasannya “loncat-loncat”, boleh disusun ulang sehingga sistematis, tanpa mengubah substansinya.
Press Release
Jurnalis masjid dapat beperan sebagai humas atau public relations, dalam hal ini menjalankan peran dalam menjalin hubungan dengan media massa atau wartawan (media relations, press relations).
Jenis media relations terpopuler adalah menulis dan mengirim press release, yakni siaran pers berupa naskah berita (data atau informasi tentang sebuah kegiatan –pra ataupun pasca) untuk disiarkan atau dipublikasikan di media massa yang dituju.
Siaran pers hendaknya ditulis dengan gaya penulisan berita, ringkas (cukup satu lembar), cantumkan nomor kontak –misalnya nomor telpon DKM, konfirmasi siaran pers yang sudah dikirimkan, jika perlu seratakan ilustrasi foto, tabel, atau grafik atau bahan pendukung lainnya –makalah, naskah pidato, susunan acara, dsb., dan tuliskan pada kertas berkop surat sehingga benar-benar resmi, lalu tandatangani oleh pejabat paling berwenang, misalnya Ketua DKM dan/atau Seksi Humas. Jika perlu, sertakan surat pengantar berisi permohonan publikasi di lembar terpisah.
Buletin
Buletin berfungsi sebagai media komunikasi dan informasi DKM. Melalui buletin, DKM dapat secara rutin dan transparan mengumumkan keadaan keuangan (dana zakat, infak, dan sedekah) sehingga menambah kepercayaan jamaah.
Pengurus DKM juga dapat menjadikan buletin sebagai media promosi (ekspose) sekaligus undangan bagi berbagai program kegiatan di lingkungan mesjid. Jadi, tidak selalu harus membuat surat undangan jika mengadakan pengajian misalnya.
Penerbitan buletin dapat menambah sumber dana baru bagi mesjid, yakni dengan adanya pemasukan dari iklan. Kru penerbitan buletin dapat mencari iklan, misalnya toko-toko atau warung di sekitar mesjid, tanpa mengurangi nilai religius buletin.
Buletin dapat juga menjadi media komunikasi jamaah. Opini jamaah, misalnya berupa surat pembaca, dapat ditampilkan. Hal ini dapat mendorong dinamika jamaah sekaligus mencapai idealisme mesjid sebagai pusat kegiatan umat Islam sebagaimana zaman Rasulullah Saw.
Format Buletin
Buletin biasanya terdiri dari satu lembar kertas kwarto (A4) atau folio (F4) yang dilipat, kedua halamannya terisi, sehingga menjadi empat halaman. Isi buletin dakwah/buletin masjid biasanya adalah artikel dakwah –ditulis oleh redaksi atau hasil transkrip penceramah pengajian/khotbah jumat— dan berita kegiatan masjid dan jamaah, plus kutipan ilmu agama Islam.
Sebagaimana media cetak pada umumnya, manajemen buletin dimulai dengan penentuan visi-misi (dalam hal ini media komunikasi, informasi, dan dakwah), nama, moto, periode terbit, susunan redaksi/pengelola, dan rubrikasi.
Contoh rubrikasi buletin –Hlm. 1: Logo/Nama Buletin, Indeks, dan Artikel Dakwah; Hlm. 2 : Lanjutan Artikel Dakwah; Hlm. 3 : Berita singkat seputar kegiatan masjid dan/atau jamaah masjid; Hlm. 4 : Kisah-kisah sufistik, kutipan hadits, iklan, dan box redaksi. Untuk contoh buletin masjid, silakan lihat/download di Page “Download Uswah” di situs Pusdai Online, www.pusdai.com. Wasalam. (www.romeltea.com).*

Keseimbangan antara Lisan, Nafs dan Perbuatan

Dakwah adalah jalan yang ditempuh Rasululloh hingga akhir hayatnya. Tak tampak pada beliau satu kekurangan pun. Beliaulah manusia paling sempurna. Ajarannya yang indah senatiasa merasuk dalam kalbu insan yang mempelajari KitabNya [AlQur’an] dan Sunnah beliau. Tak pernah tampak pada beliau suatu keganjilan atau katimpangan dalam setiap langkah yang beliau jejaki. Dalam Lisan, Hati juga Perbuatan yang menjadi suritauladan bagi kita semua.
Lalu bagaimana dengan jihad dan dakwah kita?
Sudahkah kita meniru beliau dalam segala hal? Rasululloh bersabda: Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam suri tauladan yang baik untukmu [H.R. Bukhori]”. Tidak sepantasnya kita mencari seseorang untuk dijadikan tauladan dalam bertutur, bersikap serta dalam hal menata hati. Apa lagi bagi umat muslim yang diwajibkan atasnya saling mengingatkan [dalam hal ini berhubungan dengan lisan, nafsiyah maupun perbuatan]. Kewajiban dan urgensi itu telah dijelaskan dalam AlQur’an yaitu: “Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung.[Ali ‘Imran 3: 104]”. Maksudnya segolongan umat itu adalah umat nabi Muhammad, yaitu kaum muslimin.
Sudahkah kita benar?
Sungguh kebenaran itu hanya milik Allah semata. Janganlah pernah kita sedikit pun sombong akan apa yang kita miliki atau pengetahuan – yang sedikit – yang kita rengkuh dalam perjalanan mencari kebenaran ini. Allah berfirman: Sebagaimana (Kami telah menyempurnakan nikmat Kami kepadamu) Kami telah mengutus kepadamu Rasul diantara kamu yang membacakan ayat-ayat Kami kepada kamu dan mensucikan kamu dan mengajarkan kepadamu Al Kitab dan Al-Hikmah, serta mengajarkan kepada kamu apa yang belum kamu ketahui. [AlBaqarah 2:151]”. Kita sebenarnya adalah insan yang tidak tahu menahu tentang apapun sebelum Allah mengutus Rasul sebagai penerang dalam kegelapan ilmu dan pengetahuan mengenai keberadaanNya juga ke-EsaanNya sera dalam hal bagaimana manusia melakukan itu dan mengimplementasikan dalam kehidupan sehari-harinya. Rasululloh diutus memang untuk itu, menjadi peringatan bagi untuk kita semua dan menunjukan bahwa ilmu yang sebenarnya bukanlah milik Rasulullah, melainkan milik Allah semata. Oleh karena itu, Allah Swt. menjelaskan KekuasaanNya terhadap sesuatu serta eksistensiNya mengenai jagat raya beserta isi dan ilmuNya dalam Ayat AlQur’an: “Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia yang hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. tiada yang dapat memberi syafa'at di sisi Allah tanpa izin-Nya? Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha besar.[AlBaqarah 2:255]”.

Apa yang harus kita lakukan?
Yang pertama adalah kembalikan segalanya pada Al-Qur’an dan As-Sunnah. Karena kita tidak ada daya upaya dalam memikirkan dan memutuskan sesuatu. Selanjutnya, jadikanlah apa yang kita lisankan sesuai dengan hati serta perbuatan yang kita lakukan. Seperti sabda Rasululullah: Peliharalah (perintah dan larangan) Allah, niscaya kamu akan selalu merasakan kehadiran-Nya. Kenalilah Allah waktu kamu senang, niscaya Allah akan mengenalimu waktu kamu dalam kesulitan. Ketahuilah, apa yang luput dari kamu adalah sesuatu yang pasti tidak mengenaimu dan apa yang akan mengenaimu pasti tidak akan meleset dari kamu. Kemenangan (keberhasilan) hanya dapat dicapai dengan kesabaran. Kelonggaran bersamaan dengan kesusahan dan datangnya kesulitan bersamaan dengan kemudahan. (HR. Tirmidzi).
Peringatan dalam lisan Allah berfirman: “Dan katakanlah kepada hamba-hamba-Ku: "Hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang lebih baik (benar). Sesungguhnya syaitan itu menimbulkan perselisihan di antara mereka. Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi manusia.[AlIsraa’ 17:53]”, “…ucapkanlah perkataan yang baik,[Al Ahzab 33:32]. Begitulah Allah menjelaskan kita dalam beretika lisan. Rasulullah pun mengingatkan kita dalam etika berbicara, Rasulullah saw. bersabda: Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari kiamat, maka hendaklah ia berbicara yang baik atau diam…[Shahih Muslim No.69]”. maka dari itu, penting bagi kita berhati-hati dalam berucap dan bertutur kata. Lebih baik kita berkata yang thoyib dari pada kita berbicara yang tidak perlu, lebih baik diam.
Dalam hal hati pun Allah berfirman: “…Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram. [Ar-Ra’d 13:28]. Juga Rasulullah dalam haditsnya: Ketahuilah bahwa di dalam tubuh ada segumpal daging, jika ia baik seluruh tubuh akan baik jika ia rusak seluruh tubuh akan rusak. Ketahuilah dialah hati." Muttafaq Alaihi.. oleh karenanya, marilah kita tata hati ini sebaik mungkin. Hilangkan semua penyakit-penyakit hati yang membuatnya sakit dan hancur lalu mati. Jadikan hati ini cerminan amal kita sehari-hari dengan mengacu pada Rasulullah sebagai suri tauladan. Jangan biarkan nafsu syaithan mengalahkan semuanya. Jangan sampai hati ini menjadi mayyit. Senantiasalah mengingat Allah dan menyucikan hati dengan nmengabdi hanya semata-mata pada Allah. Dan mengakui kelemahan diri serta mengakui keberadaanNya secara Rububiyah maupun Uluhiyah serta Tauhid Asma wa SifatNya. Niscaya hati akan seimbang dengan lisan kita.
Adapun perbuatan, adalah amal yang dilakukan oleh manusia. Tidak lepas dari peran syariat Allah dalam mengaturnya. Tubuh ini hanyalah bagian dari kita yang terlihat dan bagian dari ciptaaNya juga. Lalu apa arti dari kesombongan yang membuat kita yakin akan aturan lai selain syariatnya yang mengatur tubuh ini dalam keseharian kita. Allah berfirman: “…putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu…[Al Maa’idah 5:48]”.
Maka dari itu, lisan, hati serta perbuatan kita haruslah seimbangan dalam hubungannya satu dengan yang lainnya. Sehingga ada suatu keterikatan akhlaq al kariimah. Dengan demikian, kita tidak akan dicap sebagai manusia NATO [No Action Talk Only], juga kita akan senantiasa mendapatkan ketenangan dalam menghadapi apa pun yang orang katakan tentang kita. Karena itulah kebenaran yang datangnya dari Allah Swt dan RasulNya.